Kamis, 14 Agustus 2014

Selamat Ulang Tahun.



Perpisahan. Iya mungkin itulah yang terjadi diantara kita saat ini. Aku dan kamu telah terpisahkan, baik oleh jarak maupun status hubungan. Hubungan kita yang berawal secara baik-baik saja, tapi malah berakhir secara tidak baik. Apa penyebabnya? Aah, kalo soal itu aku tidak mau membahasnya. Terlalu sakit untukmu jika aku harus menceritakan pada mereka yang tengah membaca tulisanku ini. Aku merasa tak enak jika harus menceritakan ini dan itu tentangmu kepada mereka. Aku selalu menutupi penyebab sebenarnya kita berpisah baik kepada mereka, maupun kepadamu. Aku takut dipandang sebagai wanita jahat. Aku takut! Kau tau? Meskipun kita telah berpisah, tapi aku masih saja selalu mengingatmu, memimpikanmu dan bahkan aku masih sering merindukanmu. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya.

Kita yang dulu begitu dekat dan saling peduli, kini malah saling menjauh dan saling tidak peduli. Yang dulu begitu saling menyayangi, kini bahkan tak lagi saling menyayangi. Yang dulu selalu saling ada, kini malah tak lagi selalu ada. Soal itu, aku tak bisa lupa. Kebersamaan kita 15 bulan lalu tidak akan pernah bisa aku lupa dan akan selalu terkenang dalam memori ingatanku. 

Kamu seorang pria yang jauh dari kesempurnaan dan sangat jauh dari kekurangan. Seorang pria yang selalu memotivasi hidupku, yang selalu memperhatiakanku, yang tidak segan-segan memarahiku atau bahkan membentakku jika aku melakukan kesalahan, yang pandai membuatku tertawa, yang paling bisa diandalkan, yang selalu ada buat aku, yang tidak pernah bosan mendengarkan keluhanku tentang sakit yang biasa kurasakan dibagian perutku saat menjelang tidurku. Kamu, iya kamu seorang pria yang tidak pernah mau berusaha untuk berhenti merokok! Terkadang aku marah, saat aku tahu kau masih saja merokok. Tapi meskipun amarahku meledak, kamu masih saja punya jurus jitu untuk meredamkan amarahku. Kamu memang pria hebat!

Aku tahu, kamu tak suka jika aku menulis tentangmu dan tentang kita. Tapi maaf, untuk saat ini aku benar-benar merindukanmu. Jadi kufikir, dengan menulis tentangmu kerinduan ini bisa sedikit terobati. Dan kenyataannya memang begitu! Tapi tenang saja, setelah ini, aku akan berusaha untuk melupakanmu dan tidak akan lagi menulis tentangmu. Iya, aku berjanji!

Oh iya, dalam hitungan menit lagi, usiamu bertambah setahun. Ciee, yang tambah tua. Maaf, tidak ada hadiah special dariku. Tapi do’aku tetap selalu menyertaimu. Semoga diusiamu yang beranjak dewasa ini, kamu sehat selalu, rezekimu lancar, kamu bisa jadi orang yang sukses, bisa jadi anak kebanggaan orang tua juga, dan semoga kamu dapat jodoh yang baik. Aamiin!
Selamat tanggal 15 Agustus dan selamat ulang tahun. Tetap jadi yang terbaik untuk semua orang. Jadilah anak cowok yang bisa diandalkan. Dan semoga kebiasaan burukmu ditahun-tahun kemarin bisa berangsur-angsur sirna dipertambahan usiamu tahun ini. 

Sekali lagi, selamat ulang tahun yaa.



Dari seseorang yang dulu ada dihatimu
 





Minggu, 03 Agustus 2014

Selamat menempuh hidup baru, Sayang.



Hai, apa kabar? Maaf, untuk saat ini aku belum berani menghubungimu atau pun menyapamu saat kita bertemu. Bukan karena aku sombong tapi aku hanya butuh waktu untuk dapat menenangkan diri dan keadaan ini, untuk dapat menganggap semuanya baik-baik saja setelah kita berpisah.
            Kamu seorang pria yang sederhana, humoris dan usil. Seorang pria yang pintar memainkan gitar, yang suka balap-balapan, dan suka bercanda. Aku mengenalmu dari seorang teman baikku. Dan setelah perkenalan itu, akhirnya kita menjadi teman dekat. Hingga suatu hari kau memintaku untuk menjadi pacarmu dan aku menerima permintaanmu.
            Kamu adalah pria tangguh. Pria yang tak pernah mengeluh karena lelah atau bahkan karena sakit. Kamu yang paling bisa menghilangkan kesedihanku, membuatku tertawa meski terkadang kamu juga penyebab tangisanku.
            Menangis bersama, tertawa bersama, sedih bersama, bahagia bersama adalah hal yang biasa kita selalu lakukan bersama-sama. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dapat melupakanmu. Sayangnya, hubungan kita tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Hubungan kita berakhir begitu saja, tanpa ada ucapan perpisahan darimu dan juga dariku. Sikapmu yang mulai berubah dan sering mengacuhkanku.
Kamu ingat? Kamu selalu punya bahan pembicaraan untuk kita ngobrol. Lelucon yang biasa kau buat, membuat tawaku lepas. Hingga pada akhirnya, kita selalu menghabiskan waktu berdua. Aku selalu menikmati kebersamaan itu. Dan aku nyaman berada disampingmu.
Tanpa terasa, dua tahun telah kita lewati bersama. Dan perubahan sikapmu mulai terasa ditahun kedua kita pacaran. Yang dulunya tidak pernah cuek, malah kini menjadi cuek. Yang dulunya tidak pernah membentak aku, malah kini sering membentakku. Apa yang salah dariku, sayang? Jawablah. Aku tak ingin hubungan kita begini terus. Katakanlah. Salahku apa? Aku selalu bertanya-tanya, siapa seseorang yang telah berhasil membuatmu sekasar ini padaku. Siapa seseorang yang membuatmu berbeda seperti ini? Siapa? Aahh, sudahlah. Tak ada gunanya juga aku menpertanyakan hal itu lagi. Lagi pula, sekarang kita sudah tidak bersama kayak dulu lagi. Kamu sudah pergi meninggalkan dan berpaling pada yang lain. Apa aku terlalu bodoh jika aku terus menyesali yang sudah terjadi ini? Apa aku bodoh bila membiarkanmu pergi dan memilih yang lain? Kurasa, yang kulakukan itu memang bodoh. Bodoh karena terlalu mencintaimu dan terlalu berharap kepadamu!
Berbicara tentangmu memang tak pernah ada habisnya. Kau tau? Walaupun kita sudah berpisah setahun yang lalu tapi perasaan ini selalu ada untukmu. Entah mengapa perasaan ini tak pernah bisa pudar. Hingga detik ini, hatiku masih tertaut kepadamu. Entah apa yang membuatku terlalu menggilaimu. Mungkin karena kau cinta dan pacar pertamaku. Berbahagialah untuk pilihan hatimu sekarang. Kuyakin dia lebih baik dariku. Dan yang terpenting dia lebih bisa mengerti dirimu daripada aku. Selamat untukmu, untuk dia yang juga telah berhasil merebutmu dariku. Aku berharap, kau tak melupakan aku, gadis polos yang pernah ada dalam hatimu.
Sekali lagi selamat, Sayang. Selamat untuk dirimu yang telah menempuh hidup baru. Doaku akan selalu menyertaimu.