Awalnya, kupikir
semuanya akan baik-baik saja setelah kau pergi. Namun, ternyata, dugaanku
salah. Sungguh salah! Kau yang kupikir tak berarti apa-apa dalam hidupku,
justru malah membuat hidupku menjadi tak karuan semenjak kepergianmu.
Aku selalu tak ingin
orang-orang tahu kalo kita pernah dekat, dan nyaris menjalin hubungan lebih
dari teman. Aku pun tak ingin menceritakan tentangmu kepada teman-temanku atau kepada
siapa saja. Aku hanya ingin terus merahasiakan tentangmu, juga tentang
kedekatan kita dulu.
Perkenalan singkat
kita, seminggu yang lalu. Masih ingatkah dirimu denganku? Dengan gadis yang
pernah berhasil menyita perhatianmu. Dengan gadis yang berulang kali
mengabaikan perasaanmu? Masih ingatkah? Ah, iya. Aku tahu, kamu pasti sudah
lupa. Tak apalah. Aku tahu, kamu pasti sangat kecewa dengan penolakanku dulu. Penolakan
yang berulang yang kulakukan kepadamu, hingga akhirnya kau memilih menyerah dan
lalu pergi dari kehidupanku. Aku akan selalu ingat itu. Bahkan untuk sampai
kapan pun. Tapi percayalah, setelah kepergianmu, ada rasa penyesalan yang
bersarang dalam hatiku. Sungguh, aku tak bohong!
Kamu seorang pria yang
mahir dalam memainkan gitar, seorang pria yang memiliki suara merdu. Seorang pria
yang usianya berbeda setahun denganku. Seorang pria yang memiliki senyum manis
yang mampu memukau setiap wanita yang melihat. Seorang pria yang perhatian. Seorang
pria yang selalu berjuang untuk mendapatkan apa diingankan. Seorang pria yang
tahu mencintai dengan tulus. Seorang pria yang berhasil menyita perhatianku. Kamu,
iya kamu!
Dulu, Seminggu yang lalu,
saat kita masih saling memberi perhatian satu sama lain. Saat kau tak
henti-hentinya menunjukkan rasa cintamu kepadaku. Saat semuanya masih baik-baik
saja. Saat akhirnya kau memilih pergi. Saat akhirnya, aku merasakan penyesalan
dan mengharapkan kepulanganmu. Maafkan aku! Aku tahu, aku egois. Aku hanya
menginginkan perhatianmu, tidak lebih. Dan setelah kepergianmu, hatiku mulai
merasakan kekosongan. Saat kau berhasil membuatku jatuh cinta lagi, kau malah
pergi dan menghilang. Membuat hatiku patah hati. Kuakui, semua memang salahku. Perasaan
yang tidak pernah kurencanakan ini, tiba-tiba saja hadir dan mengisi ruang kosong
dihatiku. Dan semua itu pasti karenamu. Sekali lagi, maafkan atas pengabaianku
dulu. Maafkan, untuk perasaanku yang akhirnya mencintaimu ketika kau telah
memilih menyerah. Maafkan jika akhirnya aku malah merindukanmu dan berharap kau
kembali datang menawarkan cintamu. Maafkan. :”)
Semoga
kelak, kau akan datang lagi dihidupku dan
menawarkan cintamu lagi.-Semoga, semoga, dan semoga saja. Kini, kusadari, cintaku
datang terlambat. :”)