Suara
takbiran menggema dimalam ini. Aku duduk terdiam diberanda kamarku. Sendiri. Pikiranku
menerawang jauh keatas langit hitam malam. Membayangkan peristiwa sebulan yang
lalu. Peristiwa yang tidak akan pernah bisa aku lupakan. Sampai kapan pun. Peristiwa
yang cukup menggoncang pikiranku, dan nyaris membuatku putus asa. Peristiwa yang
membuatku kehilangan seorang kakak untuk selama-lamanya. Aku tidak pernah menyangka,
semua itu akan terjadi dalam hidupku. Allah memang selalu punya rencana diluar
dugaanku. Memisahkanku dengan seorang kakak yang sangat aku sayangi.
Dia,
seorang kakak yang selalu mengerti keadaanku. Selalu menasehatiku saat ku berbuat
yang tidak baik dimatanya. Selalu bisa diandalkan. Selalu mampu membuatku tertawa.
Dia, seorang kakak yang baik untuk adik-adiknya. Seorang kakak yang mampu
memikul tanggung jawab sebagai seorang kakak. Dia, seorang yang saat ini sangat
aku rindukan.
Sejak
pagi tadi, pikiranku tak pernah lepas tentangnya. Tentang dia yang selalu
menjadi sumber tawa kami. Dia, iya dia. Teringat kenangan saat bersama dia
dulu. Kami selalu kompak dalam hal membuat lelucon yang pastinya membuat papa,
mama, dan yang lain tertawa. Kami yang bagaikan tikus dan kucing saat sedang
bertengkar. Kami yang saling mendukung impian. Kami yang selalu menyisakan
waktu luang untuk berbagi cerita. Tapi sekarang, semua itu tidak akan pernah
kulakukan lagi. Dia, dia yang selalu ada untukku, telah dipanggil Sang
Pencipta.
Aku
benci ketika aku diingatkan, teringat atau mengingat tentang kakak. Aku benci
ketika aku melihat butiran air bening membasahi pipi mama saat mendoakan kakak.
Aku benci melihat papa yang sok tegar setelah kepergiaan kakak. Aku benci
dengan takdir ini. Jujur, sampai saat ini, aku masih belum percaya dengan
kenyataan ini. Kenyataan yang membuat aku harus kehilangan seorang kakak. Butuh
waktu lama untuk mempercayai kenyataan ini. Butuh waktu lama untuk berhenti
menyalahkan Allah. Iya, aku butuh waktu untuk hal itu.
Kini,
dimalam takbiran ini, tepat lima puluh hari kau meninggalkan kami. Tak ada lagi
tawamu. Tak ada lagi senyummu. Tak ada lagi suaramu. Tak ada lagi kesalmu. Tak ada
lagi marahmu. Tak ada lagi candamu. Tak ada lagi! Kau tahu? Saat ini, kami
sangat-sangat merindukanmu. Sangat. Kami selalu berharap kamu selalu baik-baik
saja disurganya Allah.Oh iya, selamat hari raya idul adha yaa, kak. Berbahagialah disurganya Allah.
Setelah kepergianmu, ragamu memang
tidak bersama kami lagi, namun jiwamu akan selalu bersama kami. Dan setelah kepergianmu,
aku sangat merindukanmu, kak. :")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar