"Aku
Merindukanmu"
Oleh:
Novianti Bakri
Seperti biasa, malam ini saat aku tengah melanjutkan
kisah dari tulisanku yang sudah memenuhi layar kacaku, lalu tanpa sengaja aku
memikirkanmu. Sungguh! Aku memang tak sengaja memikirkanmu. Tiba-tiba saja,
saat rasa kantuk menghampiriku, dan bayanganmu datang begitu saja menghampiriku.
Seakan-akan, ingin mengingatkan aku padamu. Juga akan kenangan saat kita
bersama dulu. Ah, berbicara soal kenangan kita, memang tidak bisa aku lupakan. Aku
selalu ingat, dan akan selalu ingat. Kuharap kau tak marah saat tahu aku masih
saja selalu merindukanmu. Tolong, jangan marah. Ini hanyalah perasaan manusiawi
yang semua orangpun pasti pernah merasakannya. Lagipula, tak salahkan jika aku
merindukanmu?-Mantan kekasihku.
Sudah setahun lamanya sejak kita berpisah. Dan selama
itu, tak ada komunikasi lagi diantara kita. Tapi diantara rasa kantuk ini,
detik ini, aku sangat merindukanmu.-Sangat. Percayalah! Masih ingatkah kau
padaku? Gadis kecil yang dulu selalu mencuri perhatianmu. Gadis kecil yang dulu
selalu berjuang untukmu? Ingatkah? Aku tahu, kau mungkin sudah lupa. Ah, kau
memang pikun. Masih saja seperti dulu. Bagaimana mungkin kau bisa semudah itu
melupakanku, melupakan gadis kecil yang dulu pernah kau beri ruang special
dalam hatimu. Kuharap kau tidak membaca tulisanku ini. Karena aku yakin, jika
kau membacanya, kau mungkin memandangku sebagai gadis bodoh! Kau mungkin akan
menertawakanku. Kau mungkin akan mencemohku. Ah, sudahlah. Terserah dirimu
saja. Kau bebas menilaiku!
Setahun yang lalu, kisah kita pun berakhir. Dunia yang
tadinya indah kurasakan, mendadak suram karena perpisahan kita. Perpisahan yang
cukup membuatku trauma untuk jatuh cinta lagi dan membuatku takut untuk
menjalin hubungan asmara lagi.-Sampai sekarang. Memang banyak yang meminta
hatiku, tapi seperti biasa. Aku masih saja terdiam dan tak memberi jawaban
kepada pemilik hati yang meminta untuk menjaga hatiku. Meski aku tahu, diantara
pemilik hati itu, ada yang benar-benar tulus untuk menjaga hatiku. Tapi tetap
saja, aku mengabaikannya. Pengabaian yang berulang-ulang selalu kulakukan
kepada pemilik hati yang sama. Tolong, jangan tanya mengapa! Jawabannya sudah
pasti karena dirimu. Kau masih tanya mengapa? Ah, kau ini. Tentu saja, karena
aku masih mencintaimu.-Masih.
Setahun yang lalu, aku memutuskan untuk pergi. Iya,
aku tahu aku jahat. Aku tahu aku bodoh. tapi tolong, dengarlah penjelasanku. Ada
alasan yang membuatku harus pergi dan mengakhiri hubungan kita. Bukan karena
aku tidak sayang lagi. Bukan karena aku tidak setia. Bukan! Tolong percayalah,
ada hal yang tidak bisa aku ceritakan. Tolong jangan berpikiran aneh-aneh
tentang diriku dan tolong jangan lagi memakiku seperti itu. Jangan! Kutahu kau
marah. Kutahu kau benci. Tapi sekali lagi, percayalah. Alasan kepergianku bukan
karena ada yang lain. Bukan! Dan untuk saat ini, aku belum bisa menceritakannya
padamu. Kuharap kau mau mengerti. Tapi aku janji, suatu saat nati, akan
kuceritakan padamu. Iya, aku berjanji! Dan aku mohon padamu, berhentilah memakiku,
berhentilah membenciku. Bisakan? Sekali lagi, kumohon.-Berhentilah!
Setahun yang lalu telah berlalu, berbedakah dirimu
yang sekarang dengan dirimu yang setahun yang lalu? Semoga saja tidak. Karena aku
benci perubahan. Dan kuharap, kau masih seperti dulu. Tidak berubah sama
sekali. Termasuk soal perasaanmu padaku.
Setahun yang lalu telah berlalu, dan aku berhasil
kulewatinya seorang diri. Sama seperti dirimu. Aku masih dengan aku yang dulu. Entah
denganmu. Tapi apapun itu, aku akan tetap disini. Menunggumu dan menunggumu. Meskipun
akhirnya, kau akan memilih yang lain dan malah menunggu yang lain. Aku tidak
peduli. Aku akan tetap menunggu dan berharap agar kelak bisa bertemu denganmu
lagi. Walau hanya sebatas mengucapkan kata rinduku. Segeralah pulang menemuiku.
Aku merindukanmu.-Sangat.
Dari seorang gadis kecil yang dulu dihatimu.